26 September 2024 17x Nasional
Paris, Terhadap kerusakan peradaban dewasa ini agama harus tampil sebagai solusi atau problem solver (penyelesai masalah). Ketua Pusat Dialog dan Kerjasama Antar Peradaban (CDCC) Prof Dr Moh Din Syamsuddin dalam ceramah pada Konferensi Tahunan Community of Sant’ Egidio di Paris, pada Rabu 25 Septermber 2024.
Konperensi yang bertema Imagine Peace (Perancis: Imaginer La Paix) dihadiri seribu lebih peserta dari manca negara terdiri dari tokoh agama, cendekiawan, dan mahasiswa. Pada Pembukaan hadir memberi sambutan Presiden Marcon dan Pendiri Komunitas Sant’ Egidio Prof. Se. Andre Riccardi.
Dari Indonesia hadir selain Din Syamsuddin, KH Marsudi Syuhud, Wakil Ketua Umum MUI, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, Sekretaria Umum PP Muhammadiyah, dan Anik Khamim Thohari, Sekjen Indonesian Conference on Religion for Peace (ACRP).
Menurut pengamatan Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta itu, agama-agama selama ini lebih banyak tampil sebagai bagian dari masalah (part of the problem) yakni dengan aneka masalah yg melilit sebagian pemeluk agama-agama seperti kemiskinan, kebodohan, korupsi, dan berbagai bentuk kekerasan.
Menurutnya, disebabkan karena keberagamaan lebih berorientasi formal-ritualistik, belum etikal-operasional; keberagamaan lebih utk meraih kesalehan individual belum kesalehan sosial.
“Agama-agama belum menampilkan paradigma etiknya untuk perdamaian dan peradaban. Umat beragama masih ada yang berdiam diri terhadap krisis lingkungan hidup, genosida, dan fobia terhadap pemeluk sesuatu agama,” ujarnya.
Ia menilai dialog antar umat beragama yang marak selama ini terhenti pada kata-kata, kurang berlanjut pada aksi nyata. Menurutnya, dialog selama ini sesungguhnya masih bersifat dua-tiga monolog.
Dialog antar umat beragama perlu bersifat dialogikal, yakni dialog yang berpangkal pada ketulusan, keterbukaan, keterusterangan, untuk penyelesaian masalah.
Harus diakui ada masalah di antara umat berbagai agama berupa persaingan untuk dominasi dan supremasi, akibatnya sesungguhnya ada ketegangan tersembunyi.
Ketegangan ini, menurut Ketua Poros Dunia Wasatiyat Islam, kalau tidak diselesaikan, seperti kesenjangan ekonomi dan ketakadilan politik, akan menjadi bom waktu bagi konflik antar umat berbagai agama.
Konperensi Tahunan Komunitas Orang Awam Katholik Dunia ini berperan penting dalam merajut persahabatan antara para tokoh berbagai agama dunia.
Konperensi yang sudah dimulai pada awal tahun 1990an ini diadakan sekali di Italia, dan kali berikutnya di luar Italia. Pada 2025 yang konperensi akan diadakan di Roma, Italia.
Apabila ada yang ditanyakan, silahkan hubungi kami melalui kontak di bawah ini.
Belum ada komentar