Home » Internasional » Krisis Kelaparan Gaza Memburuk: Puluhan Warga Tewas, Anak-Anak Jadi Korban Terbesar

Krisis Kelaparan Gaza Memburuk: Puluhan Warga Tewas, Anak-Anak Jadi Korban Terbesar

Redaksi 22 Jul 2025 19

Oleh: Tim Jurnalis Indonesia Global Peace Convoy (IGPC)

Krisis kelaparan di Jalur Gaza mencapai titik kritis, dengan seluruh populasi yang berjumlah sekitar 2,1 juta jiwa kini berada dalam ancaman kelaparan ekstrem. Data terbaru menunjukkan puluhan warga Palestina meninggal dunia akibat kelaparan dalam sepekan terakhir, sementara puluhan ribu lainnya—terutama anak-anak dan perempuan—dalam kondisi sangat rawan.

Kelaparan Meluas, Distribusi Bantuan Terhambat

Menurut laporan World Food Programme (WFP) tertanggal 21 Juli 2025, sepertiga penduduk Gaza tidak makan selama beberapa hari berturut-turut. Seluruh wilayah kini diklasifikasikan berada pada tingkat “Darurat” atau “Kritis” dalam sistem Integrated Food Security Phase Classification (IPC). Kota Gaza dan wilayah utara menjadi daerah terdampak terparah, dengan minimnya distribusi bantuan dalam beberapa minggu terakhir.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada 12 Mei 2025 mencatat hampir 500.000 warga Gaza berada dalam kondisi kelaparan ekstrem dan menghadapi risiko kematian. Meski status resmi kelaparan belum diumumkan, WHO menegaskan bahwa kematian akibat kekurangan gizi telah terjadi.

Laporan UN News pada 21 Juli 2025 menyebutkan bahwa operasi kemanusiaan PBB di Gaza menjadi salah satu yang paling terhambat dalam sejarah modern, terutama akibat pembatasan logistik dan kekerasan di titik distribusi bantuan.

Puluhan Tewas, Anak-Anak Paling Rentan

Pada 20 Juli 2025, Al Jazeera melaporkan bahwa 19 warga Palestina meninggal akibat kelaparan, sementara 67 lainnya tewas saat mencoba mengakses bantuan pangan selama akhir pekan. Di antara korban, 79 orang ditembak di wilayah utara dan 13 di selatan saat mendekati konvoi bantuan.

Salah satu korban paling memilukan adalah Razan Abu Zaher, anak berusia empat tahun yang meninggal akibat komplikasi kelaparan di Gaza Tengah, seperti diberitakan oleh CNN.

Sejak pecahnya konflik pada 2023, setidaknya 71 anak dilaporkan tewas akibat malnutrisi. WHO menyatakan bahwa sejak diberlakukannya blokade pada 2 Maret 2025, sedikitnya 57 anak meninggal karena kekurangan gizi—angka yang diyakini masih di bawah kenyataan. UN News menyebut hampir 100.000 perempuan dan anak-anak kini menderita malnutrisi akut berat dan membutuhkan intervensi segera.

Blokade Israel Jadi Penyebab Utama

Blokade ketat yang diberlakukan Israel sejak awal Maret 2025 dianggap sebagai faktor utama memburuknya krisis. Menurut WHO, hanya kurang dari 10% dari kebutuhan harian sebanyak 100 truk bantuan yang berhasil masuk sejak pertengahan Mei 2025. WFP menambahkan bahwa pengiriman ke Gaza utara hampir sepenuhnya terhenti.

Di lapangan, kekerasan juga memperburuk keadaan. Laporan Al Jazeera menyatakan bahwa pasukan Israel menembaki warga yang mengantre bantuan, menyebabkan puluhan kematian. Sementara itu, program distribusi yang didanai Amerika Serikat melalui Gaza Humanitarian Foundation (GHF) dikritik tajam karena dinilai tidak efektif dan merendahkan penerima bantuan. Laporan PBB bahkan menyebut sistem ini sebagai “jebakan kematian yang sadis.”

Pada 18 Desember 2023, Human Rights Watch menyatakan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata perang, melanggar hukum internasional. Kepala Ekonom WFP, Arif Husain, pada Januari 2024 menuduh Israel secara sistematis menghalangi akses bantuan kemanusiaan.

Tanggung Jawab dan Reaksi Internasional

Pada 9 Juli 2024, para ahli PBB menuduh Israel menjalankan “kampanye kelaparan yang ditargetkan.” Laporan The New York Times pada 14 Mei 2025 bahkan menyebut adanya pengakuan dari pejabat militer Israel bahwa Gaza berada di ambang kelaparan, meski secara publik hal ini dibantah.

Pemerintah Amerika Serikat turut dikritik karena dukungannya terhadap GHF dan pasokan senjata ke Israel. Organisasi Council on American-Islamic Relations (CAIR) menyatakan bahwa keterlibatan AS membuat mereka ikut bertanggung jawab dalam memburuknya krisis.

Sementara itu, meskipun pihak bersenjata non-negara seperti Hamas disebutkan dalam laporan UN News karena menghambat akses bantuan, tanggung jawab utama menurut hukum internasional tetap berada pada Israel sebagai kekuatan pendudukan.

Seruan Mendesak Dunia Internasional

Krisis kemanusiaan yang terus berkembang di Gaza memicu seruan dari berbagai organisasi internasional untuk segera membuka akses bantuan dan menghentikan penderitaan warga sipil. Tanpa langkah nyata, jumlah korban jiwa diperkirakan akan terus meningkat, terutama di kalangan anak-anak dan kelompok rentan lainnya.

> “Ini bukan hanya tragedi kemanusiaan—ini adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional,” ujar salah satu pejabat kemanusiaan PBB yang enggan disebutkan namanya.

Sumber: WHO, WFP, UN News, Al Jazeera, CNN, Human Rights Watch, The New York Times, The Washington Post, CAIR, Wikipedia.
Penulis: Tim Jurnalis Indonesia Global Peace Convoy (IGPC)

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Pelapor PBB Minta Dunia Akhiri Hubungan Dagang dengan Israel

Redaksi

05 Jul 2025

Gaza, Neropong.com – Pelapor Khusus PBB untuk Wilayah Palestina yang Diduduki Francesca Albanese meminta komunitas internasional untuk mengakhiri hubungan dagang dan finansial dengan Israel. Negara-negara di dunia juga didesak menetapkan embargo senjata untuk Israel dan mencabut dukungan. Hal tersebut disampaikan Albanese dalam konferensi pers di Dewan HAM PBB di Jenewa, Swiss, Kamis 3 Juni 2025. …

Iran Antisipasi Serangan AS, Fasilitas Nuklir Fordow Sudah Dievakuasi

Redaksi

22 Jun 2025

Teheran, Neropong.com – Pemerintah Iran sudah memprediksi serangan terhadap fasilitas nuklir Fordow, sehingga fasilitas itu telah dievakuasi, kata penasihat ketua parlemen Iran Mehdi Mohammadi. Menurutnya, berkat antisipasi tersebut maka tidak ada kerusakan di fasilitas nuklir Fordow yang tidak dapat dipulihkan. “Dari sudut pandang Iran, tidak ada kejadian yang mengejutkan. Iran telah memperkirakan serangan terhadap fasilitas …

Iran Gempur Target Strategis di Tel Aviv

Redaksi

18 Jun 2025

Teheran, Neropong.com – Dalam fase paling intens Operasi True Promise III sejauh ini, rudal jarak jauh Iran menghancurkan beberapa lapis pertahanan udara Israel pada dini hari Rabu, menyerang dan menghancurkan target strategis di seluruh wilayah yang diduduki. Gelombang terbaru operasi pembalasan, yang dimulai pada Jumat malam sebagai tanggapan atas agresi brutal rezim Israel terhadap Republik …

Distribusi Bantuan di Gaza Ricuh, Militer Israel Tembaki Warga Palestina

Redaksi

30 Mei 2025

Gaza, Neropong.com – Ratusan warga Palestina menyerbu gudang makanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza. Dalam upaya putus asa untuk mendapatkan sesuatu untuk dimakan. “Mereka berteriak dan saling dorong serta menghancurkan bangunan agar bisa masuk, dua orang tewas terjepit di antara kerumunan, sementara dua lainnya tewas akibat luka tembak,” kata pejabat di Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa. …

Inggris Berunding dengan Prancis dan Saudi untuk Akui Negara Palestina

Redaksi

03 Mei 2025

Jakarta, Neropong.com – Inggris tengah berunding dengan Prancis dan Arab Saudi tentang keputusan akan mengakui negara Palestina atau tidak pada konferensi PBB bulan Juni 2025. Namun, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy mengatakan pada Rabu bahwa Inggris menginginkan pengakuan sebagai bagian dari langkah menuju solusi dua negara untuk krisis berkepanjangan Israel-Palestina, bukan sekadar tindakan simbolis. …

Norwegia Resmi Akui Palestina, Jalin Hubungan Diplomatik

Redaksi

26 Apr 2025

Olso, Neropong.com – Norwegia resmi mengakui Palestina sebagai sebuah negara dengan menjalin hubungan diplomatik dan menunjuk perwakilannya, dan menjadi negara Eropa yang pertama mengakui Palestina. Wakil Menteri Luar Negeri Norwegia, Andreas Motzfeldt Kravik, mengumumkan keputusan bersejarah itu melalui akun resmi X pada Kamis 24 April 2025. Ia juga mengumumkan negaranya telah menunjuk Marie Antoinette Sedin …