- NasionalHIMPUH Sambut Menteri Haji Umrah RI yang Baru
- WisataBPJPH berencana inspeksi pabrik nampan MBG di China
- NasionalWasekjen MUI: Rumah Rakyat Tidak Semestinya Berpagar Tinggi dan Digembok
- NasionalPernyataan Forum Ormas Islam Untuk Solusi Bangsa
- NasionalProgram Da’i Nusantara, Wahdah Islamiyah Lepas 464 Alumni Sekolah Dai dan IAI STAIBA kepelosok Indonesia
- DaerahDPRD Apresiasi, Pemkot Bekasi Naikkan Insentif RT RW
- WisataNampan MBG Gunakan Minyak Babi, IHW Desak Tegakkan UU Jaminan Produk Halal
- NasionalJIC Adakan Jakarta Islamic Education Fair 2025
- NasionalPropam Polri Umumkan Tujuh Anggota Brimob akan Jalani Sidang Etik atas Kematian Affan Kurniawan
- NasionalMUI Prihatin Situasi Aksi Massa yang Anarkis
Masjid Al A’lam Marunda Jakarta Utara

Masjid Al A’lam
Masjid Al A’lam adalah salah satu dari 12 obyek destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara, letaknya berada persis di pesisir pantai Marunda. Konon Masjid Al Alam itu dibangun hanya dalam tempo semalam pada sekitar abad 16 dan termasuk salah satu masjid yang tertua di Jakarta.
Wisata religi dengan menelusuri jejak Islam di Jakarta, melalui peninggalan masjid tua, merupakan hal yang menarik. Masjid Al Alam Marunda yang berlokasi di Kampung Marunda Pulo RW 07 Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, salah satu tempat yang perlu dikunjungi. Banyak pengunjung dari dalam dan luar kota yang datang karena daya tarik masjid ini.
Masjid yang yang berdiri sekitar abad ke-16 ini kabarnya masih ada hubungannya dengan kisah si Pitung, jagoan asal Betawi. Menurut cerita turun temurun, pada abad ke 16 ketika Fatahillah membawa pasukan gabungan Demak-Cirebon menuju Sunda Kelapa, salah satu bangunan yang pertama didirikan adalah masjid ini, selain untuk tempat ibadah, juga dimanfaatkan untuk mengatur strategi.
Kemudian, masjid ini juga menjadi sarat nilai sejarah perlawanan terhadap penjajah Belanda. Pada tahuan 1628-1629, saat rbuan prajurit Mataram pimpinan Bahurekso menyerang markas VOC yang kini menjadi gedung Museum Sejarah Jakarta, para prajurit Islam ini lebih dulu singgah di Marunda untuk mengatur siasat.
Lubang kecil berbentuk setengah oval terdapat di bagian kiri masjid yang dulunya dipakai untuk mengintai bala tentara musuh. Banyak tokoh Betawi bersembunyi di masjid ini saat dikejar Belanda, dan katanya mereka akan selamat, karena menurut cerita bila bersembunyi di Masjid ini mereka tidak akan kelihatan.
Arsitektur masjid Al Alam memang mengingatkan kita pada masjid Demak, namun berskala lebih mini yaitu berukuran, 10×10 meter persegi. Secara fisik bangunan masjid Al Alam berbentuk rumah joglo yang ditopang oleh empat pilar bulat seperti kaki bidak catur.

Sedangkan mihrab pada masjid ini pas dengan ukuran badan dengan menjorok ke dalam yang terletak di sebelah kanan mimbar. Berbeda dengan masjid tua lain, masjid ini memiliki pebedaan yang cukup unik yaitu plafonnya yang hanya setinggi dua meter dari lantai dalam.

Sumur tua yang usianya ratusan tahun terdapat di sebelah kiri masjid
Sumur tua yang usianya ratusan tahun terdapat di sebelah kiri masjid. Sampai saat ini airnya masih tetap mengalir dan tidak kering meski musim kemarau. Beberapa bagian masjid masih asli, di antaranya tembok di ruang utama masjid dan hiasan jendela yang terdapat di ruang pengimaman. Bagian dalamnya terbuat dari batu giok.
Tongkat di tempat mimbar yang terukir melingkar seperti ular juga dianggap cukup istimewa dan hanya dikeluarkan setiap hari Jumat untuk kutbah. Masjid ini sangat mengundang pesona bagi para peziarah. Kedatangan para peziarah dari berbagai daerah, tidak lepas dari keistimewaan sejarah Masjid Al Alam yang masih berhubungan dengan Walisongo.
Dengan ramainya para peziarah, masyarakat bisa mengambil keuntungan dengan menjual makanan di sekitar Masjid Al Alam. Dalam perkembangannya juga membawa manfaat bagi masyarakat sekitar Marunda, baik yang berhubungan dengan nilai-nilai islami maupun rizki.
admin
06 Agu 2024
Berikut adalah sedikit cerita mengena perjalanan melihat rumah Si pitung. Ya, jagoan dari Betawi itu. Mungkin Anda sudah sering mengenal mendegar ceritanya atau juga telah melihat filmnya. Ok.. akan Saya ulas profil mengenai pahlawan satu ini. Si Pitung adalah seorang pejuang asal Betawi, ia dikenal sebagai sosok pendekar Jakarta dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh …
09 Jun 2022 3.002 views
Landak (Porcupine) adalah hewan pengerat atau Rodentia yang memiliki rambut yang tebal dan berbentuk duri tajam. Hewan ini berbentuk membulat tetapi tidak terlalu lincah seperti halnya tikus. Hewan ini ditemukan di Asia, Afrika, maupun Amerika, dan cenderung menyebar di kawasan tropika. Berikut Macam-Macam Landak di Indonesia. Selama ini banyak yang mengira hedgehog atau landak mini …
09 Jun 2022 2.565 views
Anda mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kata biawak, atau biasa juga di sebut menyawak. Hewan ini bernama ilmiah Varanus Salvator yang biasa di sebut oleh pencinta reptil “Salva”. Berikut review Memelihara Biawak dan Tips Perawatan. Habitat biawak air biasanya dekat dengan sumber-sumber air seperti tepi sungai, tepi danau, rawa atau hutan mangrove (Byers 1999). …
09 Jun 2022 2.538 views
Kura-Kura Kaki Gajah atau Emys adalah jenis kura-kura darat dari anggota suku Testudinidae. Kura-kura ini juga biasa orang sebut dengan nama kura-kura Baning coklat. Disebut kura-kura kaki gajah, karena kakinya mirip kaki gajah. Dalam bahasa Inggris, kura-kura ini bernama giant brown tortoise, Asian brown tortoise, atau Asian forest tortoise. Hewan ini menyebar di Asia Selatan …
24 Jul 2024 2.364 views
Sejarah suku Betawi adalah kisah yang kaya dan beragam, mulai dari era kerajaan kuno hingga menjadi bagian integral dari Jakarta modern. Orang Betawi, yang merupakan penduduk asli Jakarta, memiliki warisan budaya yang beragam, terbentuk melalui pengaruh berbagai kerajaan, bangsa, dan era yang berbeda. Artikel ini akan mengeksplorasi perjalanan sejarah suku Betawi dari zaman Kerajaan Salakanagara …
09 Jun 2022 2.349 views
Nama trenggiling berasal dari Bahasa Melayu yakni pengguling atau guling yang artinya menggulung atau melingkar seperti bola. Pola ini, menggulung tubuh, dilakukan sebagai bentuk pertahanan menghindari ancaman. Trenggiling adalah jenis hewan soliter, nokturnal, yang cenderung pemilih dalam selera makan, dan lebih suka menunggu hingga memperoleh apa yang disukai daripada mendapatkan makanan seadanya. Hewan ini adalah …


Comments are not available at the moment.