- EkonomiBCA Syariah Dukung Penguatan Ekosistem Syariah di ISEF 2025
- InternasionalMarwan Barghouti Ditolak Bebaskan Zionis Israel
- BeritaAktivis Pro-Palestina di Meksiko Desak Segera Akhiri Genosida di Gaza
- BeritaDPR: Pengelolah Zakat Kendaraanya Mewah, Rakyat Makan Beras Berkutu
- KonspirasiDDII Dukung Keputusan MUI Tolak Kedatangan Atlet Israel ke Indonesia
- NasionalUBN Ingatkan Pemerintah, Kehadiran Atlet Israel di Kejuaraan Dunia Senam Artistik Jakarta Langgar Amanat UUD 1945
- NasionalAksi Damai Bela Palestina, Tuntut Zionis Israel Hentikan Genosida
- NasionalKemenag Akan Gelar STQH Nasional di Kendari pada 9-19 Oktober 2025
- WisataKepala BPJPH: Produk Halal Bisa Perluaskan Akses Pasar
- BeritaKemenag Luncurkan Buku Tafsir Ayat-Ayat Ekologi: Upaya Membangun Kesadaran Spiritual dalam Menjaga Bumi

Bab. 4 Lestari Jatuh Hati (Cinta Pejuang Al-Aqsha)
“Mpok tadi melempar saya ya? Kenapa, Mpok?” tanya Irwan yang sudah menurunkan penutup wajahnya.
Pertanyaan itu malah membuat Syamsiah tertawa lebih keras.
“Enggak, Mpok cuma mau bicara sama kamu,” jawab Syamsiah.
Kata-kata Syamsiah membuat Lestari semakin was-was di tempat duduknya. Pekerjaan tangannya berhenti sementara. Kata-kata Syamsiah memberi gelagat yang tidak enak baginya.
“Anak Mpok, Niar, mau Mpok ikutkan mengaji sama kamu,” kata Syamsiah.
Meski wajahnya diam, tapi perkataan Syamsiah membuat Lestari lega.
“Tidak apa-apa, Mpok. Nanti malam ikut ngaji saja,” kata Irwan seraya tersenyum.
“Iya.”
“Hanya itu, Mpok?” tanya Irwan.
“Sama ini, eee…” kata Syamsiah lalu agak berpikir. “Mpok mau tanya sesuatu, boleh tidak?”
Tek!
Lestari yang merasa sudah aman, mendadak kembali tegang mendengar kata-kata Syamsiah.
“Silakan, tidak apa-apa, Mpok. Asal jangan minta dibayarin utang,” kata Irwan sedikit berseloroh.
Syamsiah tertawa. Lestari hanya tersenyum. Senyum Lestari ternyata menarik mata Irwan untuk memandang kepadanya.
Deg!
Tepat ketika temu pandang dengan Irwan, Lestari seolah digigit semut cinta. Tapi Irwan pula yang lebih dulu alihkan pandangannya kembali kepada Syamsiah.
“Tapi kamu jangan marah, ya?” kata Syamsiah.
“Insya Allah tidak, Mpok,” tandas Irwan seraya tersenyum meyakinkan.
“Itu, memangnya tidak apa-apa salat di tempat kotor debu seperti itu?” tanya Syamsiah, lalu sekilas melirik Lestari.
Lestari yang dilirik hanya diam, tegang di dalam hati.
“Insya Allah enggak, Mpok. Setahu saya, selama tidak ada najis, salat di atas tanah pun tidak mengapa. Bahkan debu bisa dipakai buat bersuci. Apalagi kondisi di sini sangat sulit mencari tempat yang bersih dari debu. Makanya terkadang saya salat di atas papan yang lebih bersih,” ujar Irwan.
“Iya, anak-anak di sini kadang enggak salat karena alasan tempatnya gak ada yang bersih,” kata Syamsiah.
“Bagaimanapun kondisinya, salat lima waktu jangan sampai ditinggal walau sekali pun, Mpok,” kata Irwan.
“Dengarin tuh, Tari. Enggak ada alasan!” kata Syamsiah kepada Lestari.
“Ih, Mpok. Kok saya sih?” kata Lestari sedikit merengut.
Irwan hanya tersenyum melihat sikap Lestari.
“Ya udah, Wan. Terima kasih atas pencerahannya,” kata Syamsiah seraya tersenyum.
“Iya, Mpok. Sama-sama.”
Irwan lalu beranjak pergi kembali ke tempat kerjanya. Setelah itu, ia bekerja sebagaimana ritme biasanya. Giat dan cepat.
“Hahaha!”
Seperginya Irwan ke tempat tugasnya, Syamsiah tertawa kepada Lestari.
“Mpok ada-ada saja, pakai panggil Irwan ke mari!” gerutuh Lestari merengut tapi tidak marah.
“Mpok enggak panggil kok, dia sendiri yang datang,” kata Syamsiah masih tertawa. “Kok kamu yang ketakutan? Puas ya, bisa memandang puas dari dekat? Hahaha!”
Akhirnya Lestari tersenyum malu.
“Mpok buat saya ketar-ketir,” keluh Lestari lagi.
“Hahaha. Mpok juga pernah muda, Tari. Situasi-situasi seperti ini adalah waktu-waktu yang penuh kesan dan sulit terlupakan. Coba saja, Mpok yakin, nanti malam kamu sulit tidur,” ujar Syamsiah.
“Enggak mungkinlah Irwan ngelirik cewek-cewek seperti kita yang enggak pernah salat,” kata Lestari.
“Nah, itulah masalah kamu, Tari. Belum apa-apa sudah pesimis duluan, sudah nyerah duluan. Kalau mau mancing dia, ya kamu salat dong,” kata Syamsiah.
Hingga akhirnya, jam kerja pun berakhir. Para karyawan pria sibuk membersihkan tubuh mereka dari debu menggunakan semprotan angin. Termasuk Irwan, ia harus membersihkan tubuh, pakaian dan rambutnya dari debu.
Irwan adalah seorang pemuda yang tidak memiliki kendaraan. Karenanya ia pergi dan pulang kerja mengandalkan angkot. Lokasi pabrik Gayanomi berjarak 200 meter dari jalan raya.
Irwan berjalan sendiri menuju jalan raya. Beberapa puluh meter di depannya berjalan rekan kerjanya yang lain.

“Irwan!”
Satu panggilan suara perempuan terdengar dari belakang Irwan. Pemuda itu segera menengok ke belakang. Tampak Syamsiah yang berjalan bersama beberapa gadis karyawan Gayanomi melambaikan tangan kepada Irwan. Di antara para gadis itu tidak ada Lestari, karena dia pulang dengan sepeda ke arah yang berbeda.
Syamsiah berlari kecil meninggalkan kawanannya dan mengejar keberadaan Irwan. Hal itu membuat Irwan bertanya-tanya dalam hati. Irwan berpikir, seharusnya Syamsiah tidak berpisah dengan para gadis yang lain, sebab mereka pulang ke arah yang sama, meski nantinya turun dari angkot di pemberhentian yang berbeda.
“Bareng, Wan,” kata Syamsiah.
“Gak sama yang lain, Mpok?” tanya Irwan seraya tersenyum, tapi dalam hati ia keberatan jika harus pulang berdua saja dengan Syamsiah.
“Ini khusus, Wan. Sebab ada yang Mpok mau tanya secara pribadi sama kamu,” kata Syamsiah.
“Tapi, bagaimana kalau Mpok tanya sekarang aja, lalu nanti naik mobilnya bareng sama yang lain,” kata Irwan sambil mulai berjalan kembali menuju jalan raya.
“Oke deh, Mpok ngertilah maksud kamu,” kata Syamsiah.
“Maaf nih, Mpok,” ucap Irwan, khawatir Syamsiah merasa tersinggung.
“Enggak apa-apa, Mpok ngerti kok,” tandas Syamsiah. “Wan, kamu belum punya pacar?”
Tek!
Pertanyaan itu langsung mengena di jantung Irwan. Itu benar-benar pertanyaan yang pastinya akan menjurus ke hal yang pribadi.
“Semoga jangan sampai, Mpok,” kata Irwan seraya tersenyum tanpa memandang Syamsiah yang berjalan di sebelahnya.
“Berarti belum ya? Tapi kenapa jangan sampai?” tanya Syamsiah.
“Gak boleh, Mpok. Agama melarang punya pacar,” jawab Irwan sederhana.
“Yah, Wan. Padahal ada yang naksir kamu, lho,” kata Syamsiah dengan nada kecewa.
Di dalam hati Irwan sebenarnya bersemi bunga-bunga kebahagiaan saat mengetahui bahwa ada yang jatuh hati kepadanya.
“Siapa, Mpok?” tanya Irwan.
“Mpok enggak jadi sebut deh kalau kamu memang gak mau,” kata Syamsiah.
“Tapi mungkin saya bisa pertimbangkan langsung melamar kalau menurut saya cocok, Mpok,” kata Irwan terbuka.
“Benar, nih?” tanya Syamsiah seolah minta peyakinan dari pemuda jomblo di sampingnya.
“Siapa?” tanya Irwan lagi, penasaran.
“Lestari,” jawab Syamsiah akhirnya.
“Lestari?” ucap ulang Irwan seraya berhenti melangkah. Ada senyum di wajahnya kepada Syamsiah yang ikut berhenti berjalan.
“Kok kamu senyum begitu, Wan?” tanya Syamsiah penasaran.
“Enggak sangka, Mpok,” jawab Irwan lalu berjalan lagi.
“Lestari enggak masuk hitungan kamu ya? Memang kamu ngitung siapa di Gayanomi?” tanya Syamsiah curiga.
“Gak nyangka, karena Lestari kalem sekali, Mpok. Kaget saja kalau sampai naksir saya. Tapi Mpok tidak mengerjai saya kan?” kata Irwan.
“Di sambar kupu-kupu kalau saya dusta, Wan,” tandas Syamsiah.
“Saya sih enggak masalah, mau Lestari, Eka, Iis atau Mpok….”
“Eh, kamu jangan goda Mpok loh, Wan!” hardik Syamsiah memotong.
Irwan jadi tertawa. Lalu katanya, “Enggak menggoda, Mpok. Faktanya Mpok kan lagi kosong, kalau memang Allah menentukan dengan Mpok, mau bilang apa saya? Maksud saya, siapa saja mungkin, tapi saya kan pasti pilih sesuai kriteria agama.”
“Kamu benar-benar menggoda Mpok!” rutuk Syamsiah yang hanya ditanggapi dengan tawa Irwan. Namun, Syamsiah bisa memahami maksud dari Irwan. “Lalu, bagaimana caranya supaya Lestari bisa kamu pilih?”
“Pertama, jelas saya harus pilih gadis yang salat. Kedua, jelas saya harus memilih yang berjilbab, selanjutnya dan selanjutnya, Mpok. Dua dulu deh yang utama. Kalau Mpok juga memenuhi dua kriteria awal saya, mungkin bisa saja saya melamar Mpok.”
“Irwan!” pekik Syamsiah merengut sambil memukul pelan bahu Irwan.
Irwan yang hampir tidak pernah bersentuhan dengan wanita non-muhrim, terdiam terkejut mendapat pukulan itu.
“Kamu benar-benar menggoda Mpok ya!” kata Syamsiah dengan mimik mengerenyit, meski di dalam hati wanita dewasa itu berlarian rasa sar sir sur oleh keterbukaan Irwan. Ia tidak menyangka jika Irwan karakternya blak-blakan.
“Mpok Syam!”
Eka yang ada beberapa puluh meter bersama gadis-gadis yang lain berteriak memanggil Syamsiah. Mereka tampak tertawa menyaksikan kelakukan Syamsiah terhadap Irwan. (RH)
Bersambung ….
admin
05 Feb 2022
Oleh: Rudi Hendrik “Nir!” panggil Salimah sambil meringkuk memeluk bantal guling. Koyo antipusing menempel di jidat dan kedua pelipisnya. Rambutnya awut-awutan, kian memperkuat kondisinya menunjukkan bahwa ia sedang sakit. Selimut pun masih menutupi sebagian besar tubuhnya. Sesosok gadis manis bertubuh cukup gemuk dan berjilbab kuning, muncul di ambang pintu kamar yang terbuka. “Iya, Mak?” …
admin
13 Des 2021
Oleh: Rudi Hendrik Lestari menadahkan muk pelastik merahnya menerima air yang ia kucurkan dari keran dispenser. Setelah penuh, ia hentikan kucuran air dan muk ia tutup dengan penutupnya. Di tempat kerja yang serba debu seperti itu, penutup gelas atau muk sangat penting untuk menjaga kebersihan air minum. Gadis bertubuh langsing berambut sebahu itu harus kembali …
admin
11 Des 2021
Oleh: Rudi Hendrik “Mimpi perang di Jalur Gaza? Wow! Subhanallah! Hahaha! Mimpi perang di Palestina!” Afrizal berbicara sendiri dengan raut wajah yang sumringah dan menyiratkan rasa bangga. Tiba-tiba ia menggerak-gerakkan tubuh atasnya dengan kedua tangan mengepal dan menekuk di depan dada. Afrizal berjoget tanpa musik. Irama jogetnya seolah terdengar di dalam imajinasinya. “Hahaha!” Tidak lama Afrizal berjoget, …
admin
11 Des 2021
Oleh: Rudi Hendrik Afrizal terus berlari di antara reruntuhan gedung. Ia baru saja meninggalkan titik yang mendapat jatuhan beberapa bom dari jet tempur F-16 Israel. Dengan mengenakan seragam loreng hitam dan biru gelap, kepala dan wajah ditutupi topeng kain hitam, berikat kepala khas milik Brigade Izzuddin Al-Qassam, Afrizal melewati medan penuh batu-batu bangunan yang …
30 Nov 2021 37.866 views
Bandung, MINA – AWG (Aqsa Working Group) Gelar Forum Diskusi Masjid Al-Aqsa dan Palestina bertema ‘Millennial Peacemaker Forum’ pada Ahad (28/11) di Gedung Merdeka, Jalan Asia-Afrika No. 65, Kota Bandung, Jawa Barat. Gedung Merdeka adalah situs sejarah tempat berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang lalu diikuti 29 negara, salah satunya utusan Palestina. Saat ini hanya …
02 Nov 2021 5.422 views
Surah Ad-Duha بِسْــــــــــــــــــــمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِـــــــــــــــــــــــيمِ (1) Demi waktu dhuha (ketika matahari naik sepenggalah), وَالضُّحَىٰ (2) dan demi malam apabila telah sunyi, وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ (3) Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu, مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ (4) dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. وَلَلْآخِرَةُ خَيْرٌ لَّكَ مِنَ الْأُولَىٰ (5) Dan sungguh, …
01 Agu 2018 4.481 views
Peperangan antara rakyat Palestina dengan zionis Israel tidak kunjung dan berhenti sejak Israel pertama masuk ke Palestina tahun 1948 silam. Para pejuang palestina silih berganti muncul dari generasi ke generasi. Mereka terus memberi perlawanan memepertahankan tanah air mereka yang dijajah Zionis Israel. Keberanian para pejuang Palestina tersebut tidak perlu diragukan lagi, semangat dan keyakinan mereka …
07 Okt 2021 4.306 views
Dalam benak saya pribadi dan mungkin saja juga para pembaca sekalian bertanya-tanya apa Penjelasan Gaya Rambut dan Topi Jas Orang Yahudi. Sedikit kami akan ulas melalui hasil browsing di bawah ini ; Gaya Rambut Orang Yahudi Sering kali kita melihat gaya orang Yahudi baik di televisi atau pun media online dengan gaya rambut bagian dekat …
06 Jan 2022 3.573 views
Assalamualaikum Wr.Wb. First of all, let say many thanks to our God, Allah swt, who has given us chance and health so we can gather in this blessing place without any trouble. And don’t forget to send shalawat and salam to our beloved Nabi Muhammad SAW, which has brought us from the darkness to the …


Comments are not available at the moment.