Home » Artikel » Sejarah » Keutamaan Masjidil Aqsa dalam Hadist

Keutamaan Masjidil Aqsa dalam Hadist

admin 17 Jan 2025 300

Masjidil Aqsa adalah salah satu masjid yang sangat penting bagi umat Islam karena memiliki keutamaan yang tinggi dalam Islam. Masjidil Aqsa terletak di kota suci Yerusalem, Palestina, dan merupakan tempat bersejarah bagi tiga agama besar yaitu Islam, Kristen, dan Yahudi.

Dalam hadist-hadist Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa Masjidil Aqsa adalah salah satu dari tiga masjid yang paling utama setelah Masjid al-Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya Keutamaan Masjidil Aqsa.

Kebanyakan dari kita tentunya banyak yang sudah hafal ayat pertama QS Al-Isra’. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maha suci Dzat yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang Kami berkati sekelilingnya, agar Kami memperlihatkan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Subhanallah! Ayat ini benar-benar memberikan gambaran yang jelas mengenai tautan antara Masjidil Haram dan Masjidil Aqsa. Diperjalankannya Rasulullah saw dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa memberikan pesan kepada umatnya bahwa kedua masjid tersebut memiliki tautan yang sedemikian erat. Allah tidak menaikkan Rasulullah ke langit langsung dari Masjidil Haram.

Dia memperjalankan beliau terlebih dahulu ke Masjidil Aqsa, baru kemudian menaikkan beliau ke langit. Masjidil Haram adalah titik tolak Isra’, sedangkan Masjidil Aqsa adalah titik tolak Mi’raj. Ini saja sudah memberikan pesan yang amat jelas mengenai keutamaan Masjidil Aqsa. Masjid tersebut, sebagaimana Masjidil Haram, adalah bagian dari Islam dan milik umat Islam.

Yang Manakah Masjid Al Aqsa?

Sebelum bicara tentang Masjidil Aqsa, ada baiknya saya bicara dulu tentang kota Al-Quds. Kota ini memiliki beberapa nama lain, diantaranya Jerusalem, Ur Salim, Elia, Baitul Maqdis, dan Baitul Muqaddas. Di kota inilah Masjidil Aqsa berdiri.

Dan didalam kota ini, terdapat satu kawasan yang disebut sebagai Kota Lama Al-Quds (Al-Quds Al-Qadiim, The Old City of Jerusalem). Kawasan ini dikelilingi oleh tembok yang berada dalam kawasan Al-Quds Timur (Perlu diketahui bahwa Al-Quds yang sekarang dibagi menjadi Al-Quds Timur dan Al-Quds Barat).

Tentu saja, bagian selain Kota Lama yang ada dalam kota Al-Quds bisa Anda sebut sebagai ‘Kota Baru Al-Quds’. Sederhana saja, Al-Quds yang sekarang adalah Kota Lama Al-Quds yang telah diperluas.

Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas sendiri lebih tepat diartikan Kota Lama ketimbang keseluruhan Al-Quds yang ada saat ini. Alasannya sederhana saja, karena Baitul Maqdis atau Baitul Muqaddas adalah istilah lama, yang diantaranya bisa kita dapati dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Istilah lama tentu saja harus dimaknai sesuai dengan zamannya pula, yakni zaman dimana Al-Quds masih hanya seluas Kota Lama. Kesimpulannya, Baitul Maqdis = Kota Lama Al-Quds.

Perhatikan peta dibawah ini. Ini adalah peta Al-Quds. Kawasan dalam kurva hitam yang ada dalam peta adalah Kota Lama. Bayangkanlah bahwa kurva hitam tersebut adalah pagar Kota Lama. Adapun kotak persegi empat yang ada didalamnya adalah Al-Haram Al-Syarif.

Kota Lama Al-Quds terbagi dalam empat wilayah yaitu Kampung Islam, Kampung Yahudi, Kampung Kristen dan Kampung Armenia (yang juga Kristen). Dalam peta ini terlihat lebih jelas bagian-bagian Kota Lama. Kotak persegi empat di sebelah kanan adalah Al-Haram Al-Syarif.

Nah, didalam Kota Lama inilah terdapat satu petak tanah berbentuk persegi empat yang disebut sebagai Al-Haram Al-Syarif. Al-Haram Al-Syarif tidak lain adalah Masjidil Aqsa yang dimaksudkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah.

Jadi, Al-Haram Al-Syarif = Masjidil Aqsa. Al-Haram Al-Syarif dibatasi oleh dinding-dinding berbentuk segi empat. Dengan demikian, Masjidil Aqsa adalah keseluruhan bagian dalam petak segiempat yang ada dalam kotak berwarna hijau. Dinding-dinding Masjidil Aqsa berimpitan dengan garis hijau dan tampak Masjidil Aqsa berada di tengah Kota Lama dan Kota Baru.

Pada saat Isra’ dan Mi’raj dilakukan, Masjidil Aqsa sedang berada dalam kekuasaan Romawi yang Kristen. Dengan demikian, ketika Rasulullah singgah di Masjidil Aqsa pada malam Isra’ dan Mi’raj, bentuk masjid tersebut besar kemungkinan tidak seperti sekarang ini.

Bisa jadi, bentuknya jauh lebih sederhana. Fungsinya dalam keseharian pun tentunya bukan untuk masjid umat Islam, karena belum ada komunitas umat ini yang menetap disana.

Umat Islam baru bisa membebaskan Al-Quds pada masa Khalifah Umar bin Khathab. Ketika Umar sampai di Al-Quds, kondisi Masjidil Aqsa dikisahkan agak kotor dan kurang terawat. Maka Umar pun membersihkannya dan membangun sebuah masjid sederhana didalam kompleks Masjidil Aqsa.

Pada masa Bani Umayah, Khalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan pembangunan beberapa bangunan masjid didalam kompleks Masjidil Aqsa. Pada tahun 691 M, ia mulai membangun Masjid Qubbah Al-Shakhrah, yang kita kenal dengan dinding segi delapan dan kubah emasnya (nomor 32 dalam gambar sketsa diatas), dan selesai pada tahun berikutnya (692 M).

Masjid ini dibangun diatas Batu Mi’raj, yakni batu yang diyakini menjadi pijakan Rasulullah saw ketika bertolak naik ke langit dalam peristiwa Mi’raj. Selanjutnya, Khalifah Abdul Malik bin Marwan memerintahkan pembangunan masjid lainnya, yang baru bisa diselesaikan pada masa pemerintahan anaknya, Khalifah Al-Walid, pada tahun 705 M.

Masjid ini kemudian dikenal sebagai Al-Jaami’ Al-Aqsa atau Masjid Qibli (nomor 18 dalam gambar sketsa diatas). Namun sering juga dinamai Masjidil Aqsa. Nah, penamaan masjid ini dengan Masjidil Aqsa itulah yang seringkali menimbulkan kebingungan, dan membuat orang-orang bertanya, “Yang mana sih Masjidil Aqsa? Apakah Al-Jaami’ Al-Aqsa itu ataukah Al-Haram Al-Syarif?”

Sebetulnya, menyebut Al-Jaami’ Al-Aqsa alias Masjid Qibli sebagai Masjidil Aqsa juga tidak salah, karena memang orang-orang sudah terbiasa menyebutnya demikian. Yang salah adalah membatasi Masjidil Aqsa sebagai Masjid Qibli saja, padahal Masjidil Aqsa adalah keseluruhan areal Al-Haram Al-Syarif.

Masjid Qibli adalah bagian dari Masjidil Aqsa. Masjid Qubbah Al-Shakhrah adalah bagian dari Masjidil Aqsa. Dan bahkan pelataran-pelataran yang ada dalam kompleks Al-Haram Al-Syarif adalah juga bagian dari Masjidil Aqsa.

Keutamaan Masjidil Aqsa dalam Hadist Nabi SAW.

Tautan erat antara Masjidil Aqsa dan Masjidil Haram juga tampak dalam riwayat Abu Dzar ra, ketika ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah mengenai masjid yang pertama kali dibangun di muka bumi. Maka Rasulullah saw menjawab, ’Masjidil Haram.’ Aku pun bertanya, ’Lalu sesudah itu?’ Beliau menjawab, ’Masjidil Aqsa.’ Aku bertanya lagi, ’Berapa jarak waktu antara keduanya?’ Beliau menjawab, ’Empat puluh tahun.’ Kemudian beliau berkata,’Dimanapun engkau mendapati waktu sholat, lakukanlah sholat. Dan segenap penjuru bumi adalah masjid bagimu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Disamping itu, Masjidl Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam. Sampai enam belas atau tujuh belas bulan sesudah hijrah ke Madinah, Rasulullah saw dan para sahabat masih berkiblat ke Masjidil Aqsa ketika melakukan sholat. Baru kemudian sesudah itu turun wahyu yang memerintahkan Rasulullah dan umatnya untuk mengalihkan kiblat ke Ka’bah.

Dari Al-Barra’ bin Azib ra, ia berkata, “Kami sholat bersama Nabi saw menghadap ke Baitul Maqdis selama enam belas atau tujuh belas bulan, kemudian beliau mengalihkan arah ke kiblat (di Mekkah).” (HR Bukhari dan Muslim) Ditetapkannya Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama dalam waktu yang tidak singkat seolah-olah dimaksudkan untuk memperkuat ikatan umat ini dengan Masjidil Aqsa.

Rasulullah saw juga menegaskan kedudukan Masjidil Aqsa terhadap Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dari Abu Said Al-Khudri ra, ia berkata, “Rasulullah saw bersabda, ‘Janganlah melakukan ziarah kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidil Aqsa, dan masjidku ini (yakni Masjid Nabawi).” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam sebuah hadits yang berasal dari Abu Ad-Darda’ ra, Rasulullah saw juga bersabda, “Sholat di Masjidil Haram lebih utama seratus ribu kali lipat daripada sholat di masjid-masjid lainnya. Sholat di Masjid Nabawi lebih utama seribu kali lipat. Dan sholat di Masjidil Aqsa lebih utama lima ratus kali lipat.” (HR Ahmad)

Bahkan dalam hadits yang lain, Maimunah ra bahkan berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, beritahulah kami mengenai Baitul Maqdis.’ Rasulullah pun menjawab, “Ia adalah Bumi Mahsyar dan Bumi Mansyar. Maka datanglah kesana dan sholatlah disana, karena sesungguhnya pahala sholat disana seribu kali lipat daripada sholat di tempat-tempat lainnya…” (HR Imam Ahmad)

Penutup

Itulah beberapa diantara keutamaan Masjidil Aqsa, yang saat ini sedang berada dalam bahaya karena hendak dirobohkan oleh kaum Zionis durjana. Relakah Anda? Relakah Anda melihat tempat yang penuh dengan sejarah dan keutamaan ini hancur di tangan mereka?

Mari kita bersama-sama berdoa untuk perlindungan Masjidil Aqsa dan semua masjid suci lainnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmatNya kepada kita semua untuk dapat mempertahankan agama Islam dan menjaga keutamaan-keutamaannya. Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Jazakumullah khairan.

 

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Festival UMKM di Banten Dorong Akses Legalitas dan Sertifikasi Halal bagi Pelaku Mikro

Redaksi

23 Okt 2025

Tanggerang, Neropong.com – Pemerintah bersama berbagai lembaga dan pemangku kepentingan menggelar Festival Kemudahan dan Perlindungan Usaha Mikro di Sport Center Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu 22 Oktober 2025. Kegiatan yang dihadiri lebih dari 1.000 pelaku usaha mikro ini bertujuan mempercepat transformasi usaha dari sektor informal menjadi formal melalui kolaborasi lintas kementerian, lembaga, dunia usaha, …

UIKA Bogor Masuk Daftar 19 Kampus Swasta Unggul di Jawa Barat

Redaksi

22 Okt 2025

Bogor, Neropong.com — Di tengah ketatnya persaingan pendidikan tinggi, Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor menorehkan prestasi gemilang. Kampus Islam yang berlokasi di Jalan KH. Sholeh Iskandar, Bogor ini resmi meraih Akreditasi Institusi “UNGGUL” dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), berdasarkan SK BAN-PT No. 2827/SK/BAN-PT/AK/PT/X/2025. Capaian bergengsi ini menempatkan UIKA Bogor di jajaran 19 perguruan …

BPJPH Catat Engagement Rate Media Sosial Tertinggi Nasional Berdasarkan Riset Universitas Ma’soem

Redaksi

18 Okt 2025

Bandung, Neropong.com – Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) tercatat sebagai lembaga negara dengan tingkat keterlibatan publik (engagement rate) tertinggi di media sosial nasional. Capaian ini terungkap dalam hasil Digital Public Perception Research 2025 yang dirilis Universitas Ma’soem, dipimpin oleh Dr. H. Tonton Taufik Rachman, ST., MBA, selaku Wakil Rektor. Hasil riset yang dilakukan pada …

Kepala BPJPH: Produk Halal Bisa Perluaskan Akses Pasar

Redaksi

06 Okt 2025

Jakarta, Neropong.com – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJP) RI Ahmad Haikal Hasan mengatakan produk-produk yang halal bisa memperluas akses pasar yang lebih luas. Hal tersebut dikatakan Ahmad Haikal Hasan pada acara Gathering Media dan Pengusaha bersama dengan tema “Menuju Wajib Halal Oktober 2026: Memperkuat Ekosistem Halal dengan Tertib Halal” di Cibubur, Kota Bekasi, Senin 6 …

Smesco Indonesia Gandeng LPPOM MUI Perkuat Penetrasi Produk Halal UMKM di Indonesia

Redaksi

01 Okt 2025

Jakarta, Neropong.com – Tingginya atensi para pengusaha UMKM di seluruh Indonesia terhadap akses mendapatkan sertifikat halal membuat Lembaga Layanan Pemasaran KUKM (Smesco Indonesia) mengambil langkah strategis dengan menggandeng Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) Jakarta. LPPOM merupakan lembaga yang bergerak di bidang inspeksi, pengujian, dan pelatihan, dan sertifikasi khususnya dalam memberikan solusi terkait mekanisme …

BPJPH berencana inspeksi pabrik nampan MBG di China

Redaksi

09 Sep 2025

Jakarta, Neropong.com – Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan yang akrab disapa Babe Haikal mengatakan bahwa BPJPH harus berangkat ke China untuk melihat langsung isu yang dikembangkan wartawan-wartawan yang tidak bertanggung jawab. Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa food tray atau baki dari China untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) diragukan kehalalannya karena …