Home » Artikel » Catatan » Merawat Cahaya di Tanah Minoritas, Kiprah Daiyah Aini Hafifah di Toraja

Merawat Cahaya di Tanah Minoritas, Kiprah Daiyah Aini Hafifah di Toraja

Redaksi 17 Okt 2025 16

Hari itu, 31 Agustus 2025. Di antara deru kendaraan di Terminal Bus Metro Permai, Makassar, tampak sosok muda berkerudung rapi tengah menenteng tas besar.

Ia adalah Aini Hafifah, seorang da’iyyah (pendakwah perempuan) yang bersiap menuju Kabupaten Tana Toraja, wilayah pegunungan yang dikenal dengan masyarakat mayoritas non-Muslim.

Langkahnya bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi perjalanan hati, menyalakan cahaya Islam di tanah yang sunyi dari lantunan adzan.

Berangkat pukul 09.30 WITA bersama dua pendamping, perjalanan menuju Toraja memakan waktu hampir delapan jam. Jalan menanjak dan berliku menjadi saksi tekadnya. Setibanya di pesantren, ia disambut suasana sederhana, namun penuh semangat dan kehangatan santri.

Kehadirannya merupakan bagian dari program pengabdian da’iyyah Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), misi yang bukan hanya mengajar, tetapi juga menghidupkan ruh pesantren di tengah masyarakat minoritas Muslim.

Mendidik dan Menumbuhkan Iman di Tanah Minoritas

Sejak awal kedatangannya, Ustazah Aini langsung terlibat dalam pembinaan santri. Ia mendampingi peserta Lomba Kemah Tahfidz Muhammadiyah se-Sulawesi Selatan di Sidrap (13–17 September 2025). Bersama santri SMP Pesantren Pembangunan Muhammadiyah Tana Toraja, mereka berhasil membawa pulang dua piala di bidang tilawah Al-Qur’an.

Kemenangan itu menjadi bukti bahwa semangat dakwah dan cinta Al-Qur’an tetap menyala meski di tengah masyarakat yang berbeda keyakinan.

Pada 22 September 2025, Aini memulai hari pertamanya mengajar. Ia menyapa para santri dengan hangat lewat permainan dan diskusi ringan. Selain mengajar menulis, ia juga membimbing tahsin Al-Qur’an dan shalat Dhuha berjamaah, menanamkan disiplin serta kecintaan pada ibadah.

Malam hari, kegiatan rutin Qira’atul Surah Al-Mulk dan penyetoran mufradat bahasa Arab menjadi sarana pembinaan karakter dan kecintaan terhadap ilmu.Dakwah yang Hidup dari Hati

Setiap akhir pekan, Ustazah Aini mengajak santriwati untuk kegiatan “Jalan Pagi & Bincang Santri” ruang santai untuk berbagi cerita, mendengarkan keluh kesah, dan mempererat kedekatan.

Di tengah lingkungan yang penuh perbedaan, Aini selalu menegaskan satu pesan, “Dakwah bukan tentang siapa yang paling banyak bicara, tapi siapa yang paling konsisten menebar kebaikan.”

Kehadiran Aini Hafifah diToraja menjadi simbol keteguhan dan harapan bahwa pesantren bisa tetap hidup, dan cahaya Islam akan terus menyala selama masih ada da’iyyah yang berani menjejak, mengajar, dan mencintai umat dengan ketulusan. []

Comments are not available at the moment.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked*

*

*

Related post
Si Pitung

admin

06 Agu 2024

Berikut adalah sedikit cerita mengenai perjalanan melihat rumah Si pitung. Ya, jagoan dari Betawi itu. Mungkin Anda sudah sering mengenal mendegar ceritanya atau juga telah melihat filmnya. Ok.. akan Saya ulas profil mengenai pahlawan satu ini. Si Pitung adalah seorang pejuang asal Betawi, ia dikenal sebagai sosok pendekar Jakarta dalam menghadapi ketidakadilan yang ditimbulkan oleh …

Masjid Al A’lam Marunda Jakarta Utara

admin

05 Agu 2024

Masjid Al A’lam adalah salah satu dari 12 obyek destinasi wisata pesisir di Jakarta Utara, letaknya berada persis di pesisir pantai Marunda. Konon Masjid Al Alam itu dibangun hanya dalam tempo semalam pada sekitar abad 16 dan termasuk salah satu masjid yang tertua di Jakarta. Wisata religi dengan menelusuri jejak Islam di Jakarta, melalui peninggalan …